https://pin.it/2m7nNxl


Peran dan kontribusi santri dalam membangun dan mempertahankan tanah air dan negaranya tidak dapat lagi dipertanycarpas segunda mano vestes sans manches transistor nintendo eshop תיקון דלתות זכוכית בתל אביב botines para llevar con falda reifenheber fahrrad schwalbe glicerina bidistillata tabouret de bar scandinave tournant westfield campingstuhl tasche maillot de bain 85d aubade sansiro parfüm listesi skechers afterburn velcro pixxprint leinwandbilder ssd 760 botines para llevar con faldakan. Kehadirannya dalam setiap peristiwa perjalanan bangsa Indonesia baik dari masa pra kemerdekaan, masa kemerdekaan maupun pada masa pasca kemerdekaan menjadi bukti otentik dari keterlibatannya dalam membangun bangsa ini. Keberadaan dan keterlibatan dalam setiap bidang baik politik, ekonomi, pendidikan, militer dan sebagainya menjadikannya nasionalis sejati yang cinta pada tanah airnya.
Kini zaman sudah berevolusi, peradaban sudah melesat ke industri 4.0, dimana revolusi industri generasi keempat bisa diartikan sebagai adanya ikut campur sebuah sistem cerdas dan otomatis dalam industry. Hal ini digerakkan oleh data melalui teknologi machine learching dan AI (Artificcial Intelligence). Lalu bagaimana peran santri dalam menjawab tantangan zaman super canggih ini?
Kecerdasan buatan ini sangat mempengaruhi peran dan eksistensi santri serta manusia zaman kini. Dilitik dari sejarahnya, kecerdasan buatan sebenarnya sudah dimulai sejak musim panas tahun 1956. pada waktu itu sekelompok pakar komputer, pakar dan peneliti dari disiplin ilmu lain dari berbagai akademi, industri serta berbagai kalangan berkumpul di Dartmouth College untuk membahas potensi komputer dalam rangka menirukan atau mensimulasi kepandaian manusia. Beberapa ilmuwan yang terlibat adalah Allen Newel, Herbert Simon, Marvin Miskey, Oliver Selfridge, dan John McCarthy. Sejak saat itu, para ahli mulai bekerja keras untuk membuat, mendiskusikan, merubah dan mengembangkan sampai mencapai titik kemajuan yang penuh. Mulai dari laboratorium sampai pada pelaksanaan kerja nyata. Pada mulanya kecerdasan buatan hanya ada di universitas dan laboratorium penelitian, dan hanya sedikit sekali – jika ada produk praktis yang sudah dikembangkan. Menjelang akhir tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an, mulai dikembangkan secara penuh dan hasilnya secara berangsur-angsur mulai dipasarkan. Saat ini, sudah banyak hasil penelitian yang sedang dan sudah dikonversikan menjadi produk nyata yang membawa keuntungan bagi pemakainya.
Sejauh ini telah terjadi beberapa kali revolusi industri dalam sejarah umat manusia, dimulai dengan revolusi industri pertama dimana perusahaan dapat meningkatkan produksinya setelah ditemukan mesin uap dan tenaga air. Selanjutnya pada revolusi industri kedua yang ditandai dengan penemuan listrik, kalangan industri menggunakannya untuk melalukan produksi massal. Tenaga manusia dapat dihemat lagi dengan kedatangan Revolusi ketiga yang mempunyai misi otomosi produksi yang merupakan buah dari penemuan elektronik dan teknologi informasi. Dan terakhir, Revolusi Industry 4.0 yang basisnya adalah revolusi industri ketiga dan dengan karakteristik pudarnya batas antara ranah fisik, digital dan biologi.
Revolusi industri 4.0 memberikan dampak yang sangat pesat terhadap berbagai aspek kehidupan. Hal ini disebabkan teknologi informasi menjadi basis dalam kehidupan manusia, termasuk bagi santri. Dampak yang dirasakan saat ini adalah kemudahan dalam mengakses informasi dari berbagai sumber melalui jaringan internet. Penggunaan daya komputerisasi dan data yang tidak terbatas (unlimited), karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi informasi yang menjadi urat nadi pergerakan dan konektivitas manusia. Internet menjadi primadona dalam segala hal. Sehingga manusia. menggantungkan harapan pada koneksi internet. Dengan demikian, internet menjadi salah satu kebutuhan primer yang harus dimiliki oleh setiap individu.
Untuk itu, santri sebagai sosok penerus bangsa nan sentral dalam menjaga peradaban zaman, harus memiliki karakter berikut:
Up to Date.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat, seorang santri dituntut harus up to date dalam menghadapi revolusi industri Seorang santri haruslah melek terhadap revolusi teknologi informasi yang berkembang di era sekarang ini. Kondisi mukhtahir seperti saat ini hendaknya menjadi motivasi bagi santri agar mentranformasi informasi yang tersedia menjadi ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya, dan yang lain.
Kreatif.
Santri dilain wajib memahami pengetahuan agama, juga harus mengupgrade diri menjadi pribadi kreatif supaya bisa segara beradaptasi dengan kecanggihan RI 4.0 yang semakin eksponensial. Kreativitas merupakan hal yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Kreativitas dapat membantu seseorang dalam mengembangkan bakat yang dimilikinya untuk meraih prestasi dalam hidupnyya. Kreativitas adalah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh individu yang ditandai dengan adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu dari kombinasi karya-karya yang telah ada sebelumnya, menjadi suatu karya baru yang berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya dan dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan, dan mencari alternatif pemecahannya dengan cara berpikir divergen. Seseorang yang memiliki keativitas selalu berpikir luas dalam mengembangkan gagasannya. Potensi kreativitas yang dimiliki seseorang dapat membantu menciptakan hasil karya, baik dalam bentuk ide atau gagasan yang bermakna dan berkualitas.
Inovatif
Inovasi-inovasi yang baru akan memberikan nilai lebih bagi seorang santri. Santri memberikan warna baru tehadap perkembangan zaman. Sehingga, dampaknya lebih terasa.
Memaksimalkan Potensi dan skill
Adanya perkembangan teknologi di era ini, tentunnya memudahkan para santri untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki. Baik soft sill ataupun hard skill-nya. Baik dengan mencari referensi di internet, Google, Bahkan di Youtube. Bahkan, pendidikan dan pengetahuanpun beredar cepat di internet. Ini harus dimaksimalkan oleh santri.
Fleksibel
Merupakan suatu keharusan bagi santri guna menghadapi perkembangan teknologi yang tak terbendung ini agar tak antipasti terhadapnya. Akan tetapi, santri haruslah berjiwa fleksibel alias menerima dengan segala revolusi ini dengan lapang dada tentunya dengan tidak menghilangkan nilai-nilai nilai kesantriannya.
Meningkatkan Imtaq
Kecepatan teknologi selaras dengan kecepatan mudharatnya. Dimana, tindak kejahatan, hoax, misinformasi, pornografi dan semacamnya beredar tanpa dibendung. Untuk itu, santri haruslah meningkatkan kualitas iman dan taqwanya di era disrupsi moralitas ini guna membentengi dari kriminalisasi.
Cerdas Memilah dan Memilih Informasi
Informasi yang datang silih berganti, memiliki tingkat kebenaran yang tak dapat diprediksi, oleh karena itu, seorang santri harus pintar dalam memilah dan memilih informasi agar tidak tertipu hoax yang beredar.
Tidak Melupakan Tanggung Jawab
Tanggung jawab seorang santri sebagai pencari ilmu dan barokah kyai, harus dijunjung tinggi di atas segalanya sebagai bentuk kewajiban. Kemudahan yang ada tidak lantas menyebabkan mereka terlena. Sehingga lupa tugas utamanya.
Revolusi industri merupakan tantangan zaman yang menawarkan kemashlahatan serta kemudharatan. Santri sebagai sosok yang terlibat di dalamnya haruslah mampu meresponnya dengan positif namun-namun berhati-hati. Tidak menutup mata namun tidak terlalu terlena. Sesuai dengan sebuah qaidah fikih yang berbunyi :“Al-Muhafadzah ala al-Qadim al-Shalih, wal- Akhdu bi Al-jadid al-Ashlah” yakni menjaga tradisi lama yang bagus, dan mengambil tradisi baru yang lebih baik”. Artinya, seorang santri harus melek terhadap perubahan yang terjadi, dengan mengambil kebaikan-kebaikan yang ada di dalamnya, namun tidak menghilangkan tradisi-tradisi kesantrian lama yang mashlahat bagi dirinya dan orang lain. Agar eksistensi santri tidak ketinggalan zaman, kuno bin kolot, santri juga harus mampu memilah dan memilih informasi dengan hati-hati. Supaya eksistensinya, dakwahnya dan peranannya tak lekang zaman.

Penulis; Hadiri Husni

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *