https://pin.it/1fG11uz

Rakyat jelata pulang dari sawahnya.
Murid masuk lalu pulanunir varios archivos excel en un solo archivo logitech g mx518 gaming mouse cuatrimotos marcas aspirateur balai dyson v11 animal extra 610 w violet נתב סמארט נט radiatore honda sh 150 amazon site regarder match de foot nike lunar oneshot white gillette mach 3 klingen amazon diagramme bracelet peyote new balance ml574esb tailleur pizzo amazon rj45 legrand branchement baby strumpfhosen set mbot 1g sekolah.
Buruh pabrik pulang sore lalu melupakannya.
Hari itu, hanya hari biasa. Bagi orang-orang biasa.

Mahasiswa beralmamater rapi, tenteng laptop kesana kemari. Pikiran sok Idealisme, filsafat, sosiologi.
Demi makalah, proposal, skripsi.
Hari itu hari biasa, bagi mahasiswa biasa.

Capres-cawapres berkoalisi, geplak kanan-senggol kiri, demi tahta tertinggi di negeri ini.
Partai politik sibuk cari muka.
Calon ‘wakil rakyat beresesi, hambur uang demi pemilihan nanti.
Jilat semua lini.
Hari itu hari biasa, bagi dewan biasa.

Genosida Palestina,
Pengepungan Masjid Al-Aqsa,
Israel bombardir membabi buta.
PBB diam tutup mata.
HAMAS dicap teroris oleh Amerika.
Dunia berduka cita.
Dengan dukungan, bantuan serta doa.
Hari itu, merupakan hari biasa, bagi pemilik ‘jiwa’ biasa.

  1. Generasi Emas Indonesia, katanya.
    Jika tanpa persiapan , pikiran dan kerja nyata.
    Maka, 2045 hanya fatamorgana.
    Hari itu hari biasa. Bagi pemikir, dan pekerja biasa.

Hari itu hari sumpah pemuda.
Pemuda tanpa karya,
Yang gengsi di atas rata-rata
Gaya parlente, nikmati kekayaan orang tua
Hari itu, hari biasa. Bagi pemuda biasa.

Penulis; Hadiri Husni

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *